29 Oktober 2011

Pengalaman pertama touring yang berkesan


Ini merupakan pengalaman riding jarak jauh saya yang pertama. Tanggal 14-15 Mei 2011, bersama dengan 10 motor Harley-Davidson rombongan start dari Mabua Harley-Davidson Semarang. Saya ingat sekali, untuk dapat mengikuti touring ini saya harus menabung utk membeli riding gear. Jaket dan Helm adalah 2 perlengkapan yang saya beli agar dapat mengikuti touring ini. 
Jujur, rasa deg-degan pasti ada. Rombongan berangkat melalui rute Semarang-Solo-Sragen-Ngawi dan Madiun. Dan rute pulang melalui Madiun-Sarangan-Karanganyar-Solo dan Semarang. Perjalanan menyenangkan dan membuat saya ketagihan utk riding berikutnya. Bagaimana tidak, rombongan berjalan secara teratur dan rapi. Walaupun event di madiun tdk begitu berkesan namun riding tersebut memberikan pengalaman yang luar biasa besar. Terlebih perjalanan pulang.; tikungan tawangmangu yang tajam dan dinginnya udara merupakan kombinasi yang sempurna. Riding kali ini lebih tepat disebut wisata kuliner. Saat pulang, terhitung rombongan berhenti 4x untuk sekedar makan. Pertama menikmati kopi hitam di sarangan, duren di karanganyar, rawon di Solo dan terakhir pisang goreng dan kopi di Banaran! Luar biasa menyenangkan..

Bikers Harley-Davidson Yogyakarta

Ramadhan bukan berarti kegiatan riding juga harus ikut puasa. Justru puasa adalah waktu yang tepat untuk riding sekaligus memperat silahturahmi. Inilah yang dilakukan oleh Bikers Harley-Davidson Yogyakarta. 
Selama 30 hari puasa ini, setiap malam, para bikers Yogyakarta berkumpul di sebuah Mall di Yogyakarta untuk kemudian dilanjutkan riding seperti ke Kaliurang, Wonosari bahkan hingga Solo. Acara riding ramadhan ini sendiri tahun ini sudah memasuki tahun ke 5, diharapkan acara seperti ini dapat terus terlaksana di tahun-tahun berikutnya.
Jujur bagi saya komunitas Harley-Davidson Yogyakarta adalah para bikers yang baik. Baik bukan berarti mereka rajin beribadah dan gemar menabung, tidak.. Bukan itu. Para Bikers ini mampu mengesampingkan perbedaan club dan bisa bersama-sama menciptakan kegiatan yang skalanya luar biasa besar. Bikers Harley-Davidson mana yang tidak tahu event Jogja Bike Rendevous. bahkan ketika saya kuliah saya sudah 3x datang ke acara besar ini. Itu merupakan acar besara yang mereka adakan, belum lagi acara Jogja Sumpah Pemuda yang secara rutin dilakukan pada bulan oktober. Salut dan apresiasi yang tinggi saya berikan kepada mereka bikers Harley-Davidson Yogyakarta.

26 Oktober 2011

Magical Spirit Art in Harley-Davidson

                                                                                                         dedicated for Mba Erica..

Ini  tulisan tentang seseorang yang saya kagumi. Selain karena kebaikannya, ia sangat-sangat low profile. Tidak hanya dirinya, namun juga suami dan keluarganya. Namanya  Eri Hestu Wahyuni atau yang akrab dipanggil Erica. Wanita yang memiliki rambut panjang dan ikal ini saya kenal pertama kali ketika menangani proses pembelian motor barunya Sportster XL 883 Superlow MY 2011.
Ya, Erica merupakan sosok Ladies Biker. Ia ngin mencoba membuat kesan bahwa Harley-Davidson itu bukan hanya milik kaum pria saja. Harley-Davidson Superlow yang ia miliki sekarang memiliki motif tengkorak (Skull Collection) dari Fuel Cap, Mirror, Timer Cover, Derby Cover dan Insert Air Filter. “Tapi jangan persepsikan skull dengan hal yang jahat. Ini seni dan ini merupakan hal yang unik yang menjadi identitas diri saya sendiri” katanya.
Bagi dirinya Harley-Davidson dan melukis adalah bagian yang tidak terpisahkan. Seringkali Harley-Davidson ini pula mampu memunculkan inspirasi bagi Erica dalam berkarya. Di studio lukisnya dikawasan Ngasem Yogyakarta, terdapat beberapa lukisan yang ia buat dengan tema Harley-Davidson. Seringkali muncul kedekatan yang tidak ia duga sebelumnya karena ternyata beberapa Collector lukisannya merupakan pemilik Harley-Davidson. Pernah suatu waktu saat mengantarkan lukisan ke salah satu pembeli, ternyata dirumahnya banyak Harley-Davidson. Ini membuat dirinya semangat bahkan memunculkan inspirasi dalam lukisannya yang beraliran kontemporer.
Seringkali  ia dan suami mengendarai Harley-Davidson ketika sore hanya untuk sekedar mencari inspirasi sekaligus “manasi” motor. Kebetulan suaminya, Wisnu, juga pecinta motor klasik dan juga Harley-Davidson. “Saya memang menyukai tantangan bersama Harley-Davidson. Saya pernah riding membawa Harley-Davidson sampai ke Lombok di tahun 2009. Namun saat itu dengan menggunakan Harley-Davidson Fat Boy dan suami menggunakan motor Triumph” ujarnya. Saat touring tersebut ia memiliki banyak pengalaman berharga. Kesulitan dan kendala selama touring ia dapatkan, namun kesulitan itu bukan untuk dihindari namun harus dihadapi, katanya tegas.
Kedepannya, Erica ingin mengadakan pameran Harley-Davidson dan Seni, dimana kedua hal inilah yang menjadi bagian jiwanya. “Saya ingin membuat wawasan baru. Selain lintas gender, saya ingin membuat semua orang menjadi menyukai Harley-Davidson yaitu dengan seni. Karena Harley-Davidson dan seni adalah hal yang tidak dapat dipisahkan” ujarnya sambil tersenyum.

Teruslah berkarya Mba Erica..